Potret Sholat
Jama’ah dalam Kehidupan Salaf (5)
WRITTEN BY: ADMIN ON FEBRUARY 6, 2013 NO
COMMENT
§
Hadir
Walau Sakit
Cinta kepada sesuatu bagaikan ombak lautan yang sulit
dibendung. Demikianlah kecintaan para salaf terhadap sholat jama’ah. Walaupun
seorang diantara mereka sakit, ia tetap melangkah ke masjid dengan penuh
semangat.
Dari seorang tabi’in yang
bernama Ar-Robi’ bin Khusaim -rahimahullah-, pada diri
beliau ada suatu penyakit. Beliau dipapa diantara dua orang. Lalu dikatakan
kepada Ar-Robi’, “Wahai Abu Yazid, Sesungguhnya berada dalam suatu
udzur, jika engka mau (tak hadir sholat jama’ah)”. Beliau
menjawab, “Betul, aku mendengarkan mu’adzdzin berkumandang, “Hayya
alash sholah hayya alal falah”. Barangsiapa yang mendengarkan adzan,
maka hendaklah ia mendatanginya, sekalipun merangkak, sekalipun merayap”.[1] Diriwayatkan, “Beliau dipapa menuju
sholat, sedang pada dirinya terdapat penyakit lumpuh ”.[2]
Dari Abu Abdir Rahman
Abdullah bin Habib bin Robi’ah As-Sulamiy, ia berkata, “Beliau
diusung ke masjid, sedang ia sakit”.[3] Dalam riwayat lain, “Beliau
memerintahkan mereka untuk mengusungnya dalam keadaan becek dan hujan ke
masjid, sedang ia sakit”.[4]
Demikianlah manisnya sholat jama’ah
di mata salafush sholeh -rahimahullah-, sehingga mereka amat
rindu menghadirinya, sekalipun harus menanggung penderitaan yang berat dan
kondisi yang susah. Karena segala sesuatu yang dikerjakan jika dilandasi dengan
kesadaran dan ilmu tentang pentingnya sesuatu, maka ia akan melakukannya,
walaupun harus melintasi aral dan rintangan yang berat.
[1] HR.
Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (1/350)
[2] HR.
Ibnu Sa’d dalam Ath-Thobaqot Al-Kubro (6/189)
[3] HR.
Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (1/350)
Potret Sholat Jama’ah dalam Kehidupan Salaf (6)
WRITTEN BY: ADMIN ON FEBRUARY 7, 2013 2
COMMENTS
§
Mencari Jama’ah
Diantara
bentuk tingginya perhatian salaf dengan sholat jama’ah, jika luput dan tidak
sempat mendapatkan sholat jama’ah di suatu masjid, maka mereka tidak putus asa,
bahkan berusaha mencari masjid lain yang kemungkinannya belum usai dari
melaksanakan sholat jama’ah. Berikut ini silakan dengarkan penuturan Mu’awiyah bin Qurroh,
كَانَ
حُذَيْفَةُ إِذَا فَاتَتْهُ الصَّلَاةُ فِيْ مَسْجِدِ قَوْمِهِ يُعَلِّقُ
نَعْلَيْهِ وَيَتَّبِعُ الْمَسَاجِدَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا فِيْ جَمَاعَةٍ
“Dulu
Hudzaifah -radhiyallahu anhu- , jika luput dari sholat jama’ah di masjid
kaumnya, maka beliau menggantung (baca: melepas) kedua sandalnya, dan
mencari-cari masjid sehingga beliau bisa melaksanakannya secara berjama’ah”.[1]
Begitulah kaum salaf dalam menjaga
sholat jama’ah. Karenanya, jadikanlah mereka sebagai panutan dan kepercayaan,
sebab jika seorang hamba betul-betul menjaga hak-hak Robbnya dengan perhatian
yang tinggi, maka tentunya ia tak akan menyia-nyiakan hak para hamba Allah; ia
akan memperhatikannya dengan baik. Motivasi mereka dalam berbuat kebaikan, cuma
ada dua: (1)mengharapkan pahala di sisi Allah sebagai bekal menuju
akhirat, dan (2) takut kepada Allah, jangan sampai Allah tidak
menerima amal kebaikannya di saat ia berbuat baik, dan jangan sampai Allah
menyiksa dirinya di saat ia berbuat maksiat.
Mereka
tidaklah seperti generasi yang di zaman kita, jangankan mencari sholat jama’ah
di tempat lain, datang ke masjid saja, malasnya bukan kepalang!! Generasi ini lebih senang berongkang-ongkang
kaki di rumah, berjalan-jalan santai di tepi pantai, dan mendengarkan perkara
haram –semisal musik-, dibandingkan datang ke masjid untuk merendahkan
diri di hadapan Allah bersama hamba-hamba-Nya. Generasi seperti ini malah memperhambakan
dirinya kepada setan dan hawa nafsunya. Generasi ini ibaratnya telur yang
dikeluarkan oleh ayam. Mau dikatakan bukan dari ayam, padahal kenyataan
membuktikan ia berasal dari ayam. Tapi tak ada kesamaan!! Artinya, generasi
seperti ini dilahirkan dari keluarga muslim, akan tetapi ia tidak menunjukkan
dirinya sebagai muslim. Namun jika silsilah keturunannya dirunut, ia dari
keluarga muslim. Nas’alullahas
salamah wal afiyah fid dunyah wal akhiroh…
copas : http://pesantren-alihsan.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar