Selasa, 16 April 2013

"nasihat berharga untuk penuntut ilmu"

PERINGATAN UNTUK ORANG-ORANG YANG SUKA MEMBESAR-BESARKAN MASALAH IJTIHADIYYAH, MEMBUAT ORANG LARI DARI DAKWAH, MEMBUAT KERIBUTAN, DAN MENYEBARKAN FITNAH

Dalam sesi tanya jawab daurah mustholah hadist 14 April 2013 lalu, seorang penanya bertanya: 

"Ketika Ulama salaf berbeda pendapat dalam menjarh (membuat catatan/kritikan) dan menta'dil (memuji/merekomendasikan) terhadap seorang rawi (periwayat hadist), apakah di antara mereka berpecah-belah?"

Dijawab oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi -hafidzhahullah-:


"Ini pertanyaan bagus ya sebenarnya. Sebab si penanya ini kelihatannya hidup di masa yang mengalami ada orang-orang yang kadang berbeda dalam (hal) ijtihad, tapi membesar-besarkannya. Sering ya ulama berbeda pendapat. (Contohnya) Imam Ahmad mengatakan pada seorang perawi, ini tsiqah (terpercaya). (Namun) (Yahya) Ibnu Ma'in mengatakan (perawi) ini dha'if (lemah). Tapi tidak diketahui ada Imam Ahmad berkelahi dengan (Yahya) Ibnu Ma'in. 

Maka dalam hal-hal yang sifatnya ijtihad, apalagi semuanya adalah ahlissunnah, maka (se)harusnya seorang itu tidak membesar-besarkan permasalahan. Dikedepankan berbaik sangka. Apalagi kita di masa orang yang tidak mengenal sunnah lebih banyak daripada orang yang mengenal sunnah. Dan dakwah Ahlussunnah itu, di tempat-tempat yang dakwah itu berhasil, keberhasilannya dicapai ketika mereka dalam kondisi tenang, tidak terlalu banyak masalah (fitnah). 

Kalau ada yang senangnya ribut-ribut, masalah tidak jelas diributkan, ini bukan merugikan dirinya sendiri, tapi ini merugikan manusia. Demi Allah ana khawatir orang-orang seperti ini menanggung dosa dari apa yang diancam oleh Nabi -shalallaahu 'alaihi wasallam-, : "Inna minkum al-munaffiriin. Sesungguhnya (ada) di antara kalian orang-orang yang membuat manusia lari."Dikesankan agama ini berat, selalu saja kalau ada orang belajar, pasti ada ribut-ribut di dalamnya. 

Maka hal ini adalah hal yang tidak baik. Karena itu saya perlu ingatkan, jangan sampai ada dalam barisan para penuntut ilmu orang-orang yang memiliki akhlaq yang selalu memunculkan permasalahan. Tinggal di tengah manusia untuk membuat permasalahan. Tidak seperti itu sifat dari seorang muslim. Muslim itu, seorang ahlussunnah, dia berberkah (menjadi sebab berkah, menebarkan keberkahan) di manapun dia berada. Seperti ucapan Nabi Isa 'alaihissalaam: "Waja'alaniy mubaarokan aina maa kuntu. Saya dijadikan berberkah di manapun saya berada." Bukan berpindah di sebuah tempat, (lalu) bikin masalah di tempat tersebut, bikin manusia ribut, pindah ke tempat lain, bikin lagi manusia ribut. 

Dan sebagian orang, apalagi di masa sekarang ini, dapat sms hal yang tidak baik, (terus) dia sampaikan kepada orang (lain). Ini (sama saja) berserikat dengannya di dalam dosa. Harusnya dalam hal yang seperti ini, dapat sms, ia baca astaghfirullah. Dia nasehati orang yang mengsmsnya. Tapi ini? Subhanallaah, disebarkan. Akhirnya menjadi hal yang tidak baik. Kalau memang itu kebathilan, (harusnya) ditanyakan kepada ahlul 'ilm (orang yang berilmu), diterangkan itu kebathilannya. jangan hal-hal yang tidak jelas, dari perkara yang masih qiila wa qoola (katanya dan katanya), kemudian diangkat dan dibesar-besarkan." 

File audio dapat didownload dihttp://statics3.ilm0e.com/file/2013/04/14/problemamuslim.wordpress.com/al-ustadz-dzulqarnain-dauroh-musthalah-hadits-depok-sesi-tanya-jawab-matan-baiquniyyah.mp3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar